berita pers westlife gravity tour 2011
WESTLIFE:
KEMBALI MENGHIBUR FANSNYA di JAKARTA
Jakarta, Tennis Indoor Senayan, 5 Oktober 2011
(Jakarta/ Juli 2011). Marygops Studios atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Marygops, belakangan dikenal sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Music
Promotor & Event Organizer. Tanggal 23 April 2011 lalu, Marygops Studios, sukses menggelar
Konser Justin Bieber. Dan jika tidak ada aral melintang, 5 Oktober 2011 nanti, Marygops
Studios kembali akan mempromotori konser musik sebuah boyband legenda dan ternama,
“Mengapa Westlife, jawabannya adalah setiap kali peluncuran album barunya, Indonesia
melampaui semua negara Asia dalam penjualan album. Selain itu fans Westlife sangat setia
dengan band kesayangannya ini. Kecintaan itu bisa dilihat dari twitter, bagaimana mereka
memohon kepada Westlife untuk tampil lagi di Indonesia. Mereka rindu dengan Westlife,” ujar
Shaane Harjani, Managing Director Marygops Studios. Grup musik asal Irlandia ini, sebelumnya
sudah pernah manggung di Jakarta,yaitu pada tahun 2000, 2001 dan 2006.
Westlife yang sekarang ini hanya beranggotakan empat personel yaitu Shane, Nicky,
Mark dan Kian, akan datang ke Indonesia dalam rangkaian “Gravity Tour 2011” yang juga
senama dengan judul album terakhir mereka, “Gravity” yang dirilis tahun 2010 lalu di bawal
label Sony Music Indonesia. Bertempat di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Shane, Nicky, Mark
dan Kian, tanggal 5 Oktober 2011 itu, dalam konser berdurasi sekitar 2 jam (konser akan dimulai
pukul 20.00 – 22.00 wib), akan menghibur fansnya di Jakarta dengan membawakan sekitar 20
lagu.
“Kami beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk memboyong Westlife ke
Indonesia, khususnya ke Jakarta ini. Karena sebagai new comer di bidang music promotor, ini
adalah sebuah kebanggaan. Karena Westlife adalah boyband yang bisa bertahan lama. Westlife
adalah legend,” ujar Peter Harjani (23 tahun), mewakili Neelam Vaswani (21 tahun) dan Shaane
Harjani (20 tahun), 3 orang pentolan utama Marygops Studios.
Jika pada konser tahun 2006, album Westlife yang berjudul “Face to Face”, terjual lebih
dari 75 ribu copy di seluruh Indonesia sejak diluncurkannya, kali ini lewat album “Gravity”
(yang bernaung di bawah label Sony Music Indonesia), Westlife akan menyambangi para fans
setianya di Indonesia. Adalah sebuah kebanggaan tersendiri bisa menyaksikan penampilan
sebuah grup musik yang juga sempat berduet dengan penyanyi-penyanyi ternama seperti Mariah
Carey, Donny Osmond, Lulu, Donna Summer dan juga penyanyi legendaris Diana Ross yang
menyanyikan lagu berjudul “When You Tell Me That You Love Me”.
“Lewat konser Westlife kali ini, kami dari Marygops Studios ingin memberikan sebuah
tontonan baru yang berkualitas kepada semua penikmat dan pencinta musik di Indonesia.
Tentu saja, untuk penampilannya nanti, kami dari Marygops Studios akan bekerjasama
dengan manajemen Westlife, mulai dari staging, lighting, sampai kepada properti pendukung
penampilan termasuk grup musik pembukanya. Westlife pastinya akan kami jamu layaknya tamu
istimewa, sebuah grup musik legend,” ujar Peter Harjani, yang di Marygops Studios menjabat
sebagai Project & Creative Director.
Dalam sejarah perjalanan karirnya, Westlife sendiri telah memperoleh antara lain 6 multi
platinum, Brit award, MTV Award dan juga telah menjual lebih dari 44 juta copy untuk seluruh
albumnya. Dan di Indonesia sendiri, Westlife pernah duet dengan penyanyi berbakat Sherina.
Ini sebuah prestasi yang cukup membanggakan dan betapa Westlife sangat concern dengan
penyanyi berbakat Indonesia.
“Konser Westlife di Indonesia 5 Oktober tahun 2011 ini, merupakan konsernya yang
keempat kalinya. Dan mereka secara khusus akan membawa band sendiri untuk mengiringi
penampilan mereka,” jelas Neelam Vaswani, Marketing Director Marygops Studios.
Sama seperti konser-konsernya terdahulu di Indonesia, konser Westlife selalu dipenuhi
oleh penggemarnya yang rata-rata adalah usia remaja. Sebagai ilustrasi saja, saat konser tahun
2000 jumlah penonton Westlife mencapai 8800 orang, di tahun berikutnya 2001 penontonnya
bertambah menjadi 15.000 orang. Tidak beda jauh dengan konser mereka di tahun 2006, yang
juga dipadati dengan remaja-remaja ABG. Sebuah angka yang cukup fantastis dan menunjukkan
betapa boyband ini sangat terkenal dan digilai para ABG.
“Kami harapkan di tahun 2011 ini, para penggemar Westlife akan kembali menonton
pujaan mereka. Dan datang berbondong-bondong ke Tennis Indoor Senayan, Jakarta,”
sambung Neelam Vaswani. Jika di tahun 2006, konser Westlife didukung sponsor utama dan
sponsor-sponsor lainnya, konser pada tahun 2011 ini, Marygops Studios juga berharap yang
sama. “Karena konser Westlife tahun ini adalah salah satu perwujudan dari bentuk apresiasi
kami kepada seluruh fans berat Westlife, khususnya kalangan perempuan Indonesia. Karena,
penggemar boyband biasanya kan banyaknya perempuan. Tentu saja, kami berharap konser
ini akan didukung sponsor-sponsor yang produknya berhubungan dengan kebutuhan para
perempuan Indonesia, termasuk para remaja puteri, meskipun kami sangat terbuka dengan any
kind of product yang bisa menyukseskan konser Westlife nantinya,” ujar Neelam Vaswani lagi.
Untuk tiket konser Westlife pihak promotor hanya bekerjasama dengan rajakarcis,
dimana tiket yang akan dijual sebanyak 4.500, mulai dari Kelas Festival 1 Rp 750.000 + ;
Kelas Tribune 1 Rp 675.000; dan Kelas Tribune 2 Rp 600.000 (semua belum termasuk
pajak). “Untuk itu, mulai tanggal 23 Juli, tiket secara online sudah bisa dipesan lewat kami,
di www.rajakarcis.com, yang beralamat di Jalan Dr. Sahardjo No 2, Manggarai, Jakarta
Selatan, telpon 021 – 8282137,” ucap Bagus Utama, CEO rajakarcis.
Marygops Studios atau yang lebih dikenal dengan nama Marygops yang arti namanya
diambil dari family name ini, berdiri sejak bulan April 2004. Namun baru resmi beroperasi sejak
Juni 2011 dengan dimotori 3 anak muda smart dan kreatif bernama Shaane Harjani (Managing
Director), Neelam Vaswani (Marketing Director) dan Peter Harjani (Project & Creative
Director).
“Kami memiliki banyak ide untuk membangkitkan perusahaan ini. Dan kami tidak
hanya akan fokus ke promotor konser. Dalam tahun-tahun yang akan datang, Marygops akan
memfokuskan bisnisnya ke semua aspek entertainment, mulai dari promotor konser musik
internasional dan nasional, teater, dan LIVE event lainnya. Juga produksi musik, film dan
tv show. Kami adalah generasi muda yang mempunyai aspirasi sangat luar biasa di bisnis entertainment,” ujar Shaane Harjani mewakili kedua sepupunya, Peter Harjani dan Neelam
Vaswani.
Sebagai sebuah perusahaan yang dikenal banyak bergerak sebagai Promotor dan Event
Organizer ini, Marygops Studios memang termasuk new comer di Indonesia. Tetapi, sebagai
pandatang baru, Marygops Studios, tahu apa yang harus mereka lakukan bersama timnya, sejak
mereka terjun ke berbagai event yang sudah pernah mereka laksanakan sebelumnya, yakni di
bidang charity show dan commedian stand up shows.
“Makanya, sebagai new comer, kami mau belajar dengan pendahulu-pendahulu kami,
yang semuanya tentu saja menjadi sebuah ilmu yang sangat bermanfaat dalam perjalanan karir
kami selanjutnya as a music promotor,” tambah Peter Harjani.
Marygops sebelumnya, banyak belajar dari Berlian Entertainment, Asia Sports
Development, Multivision dan Mahkota Promotion ketika mendatangkan Justin Bieber untuk
tampil di Sentul International Convention Centre, 23 April 2011 silam. “Kami sangat bangga
dengan kerja tim yang kami bentuk dan bisa bekerjasama dengan pihak-pihak lain. Semua
adalah sebuah bentuk dan proses pendewasaan diri kami dalam berbisnis di dunia musik, dunia
yang sangat-sangat kami cintai. We run this business just like a music. Lengkap dengan nada-
nadanya. Santai, fun, colourful, namun tetap serius dan profesional,” tegas Peter Harjani. Tentu
saja, semua bisa terlaksana oleh Marygops Studios dengan didukung oleh sumber daya manusia
yang berpengalaman dibidangnya masing-masing, “Selain itu, setiap karyawan, kami berikan
pelatihan-pelatihan dan kursus secara berkala guna mendukung kinerja mereka sesuai dengan
keahlian di bidangnya masing-masing,” imbuh Neelam Vaswani.
Apabila di tahun 2011 ini, Marygops konsentrasi di konser musik, maka di tahun 2012,
Marygops Studios ingin lebih serius mendalami profesi sebagai “a new business into national
music concerts, event organizer dan movie production.
“Kami sadar bahwa kalau mau serius di bisnis entertainment, Marygops Studios harus
benar-benar mengerti bagaimana industri ini bisa diterima. Dan dalam hal ini, kami ingin
menjalankan bisnis di industry musik ini dengan apa yang kami sebut “an ethical and sportive
manner putting truth & honesty above all”. Dan dibalik semua itu, Indonesian entertainment
lovers satisfaction” sebagai prioritas utama kami,” tandas Shaane Harjani dengan mantap.
Semantap keinginan dirinya bersama dua sepupunya untuk menggelar Marygops next artist yang
rencananya akan mereka promotori di bulan November 2011.
Marygops memang pemain baru di dunia konser musik, namun Marygops ingin
memberikan sebuah suguhan konser musik yang lain dari pada yang lain bagi penggemar dan
pencinta musik di Tanah Air. Marygops berusaha untuk selalu melakukan inovasi-inovasi
produk dan servis guna memberikan layanan yang baik dan selalu memberikan kepuasan kepada
pelanggan musik di Indonesia, khususnya di kota Jakarta. Pada dasarnya Marygops Studios
hadir bukan untuk dikomersilkan. Marygops bersama timnya hadir untuk membantu siapapun
yang ingin mempublikasikan setiap event / acara pertunjukan yang berkaitan dengan konser
musik. Tujuan agar dapat meningkatkan kembali eksistensi acara pertunjukkan (khususnya
konser musik) di Indonesia
Westlife adalah sebuah grup musik dari Irlandia yang beranggotakan Shane Filan, Kian
Egan, Nicky Byrne, dan Mark Feehily. Satu anggota lainnya, Bryan McFadden, keluar pada 9
Maret 2004 agar dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk kehidupan keluarganya. Westlife,
berawal dari cerita tahun 1996 di Sligo, sebuah kota kecil di sebelah utara Irlandia, di mana
ketika itu, Shane Filan, Kian Egan, dan Mark Feehily, sering kumpul dan aktif dalam kegiatan
teater di Ummerhill College. Ketiga remaja tersebut mendapat peran utama dalam sebuah drama
Grease dan penampilan mereka itu menjadi batu loncatan yang besar. Pada suatu malam setelah
pertunjukan, ketika mereka latihan vocal sambil bercanda, tiba-tiba Mary McDonagh mendekati
mereka dan berkata “saya ingin kalian membentuk sebuah band”. Setelah itu mereka mulai
membawakan lagu-lagunya “TAKE THAT”, band yang populer di pertengahan tahun 90-an.
Pada bulan juli 1998, Westlife mulai tampil keliling Inggris bersama Boyzone dan pada bulan
oktober, mereka menerima penghargaan dari majalah Smash Hits Award sebagai "Best New
Tour Act". Pada tanggal 19 april 1999, single mereka yang berjudul "swear it again" menjadi
best seller. Dengan di rilisnya single kedua "if i let you go", Westlife berhasil menjadi boy
band pertama yang kedua single-nya menduduki posisi puncak di tangga lagu Inggris. Tapi
mereka tidak puas sampai disitu. Single ketiga, keempat dan kelima juga berhasil duduk di
peringkat pertama tangga lagu Inggris dan merupakan sebuah kesuksesan besar yang tidak
pernah dirasakan grup band manapun di Inggris. Dalam perjalanan karir Westlife sebagai sebuah
band, mereka terbukti sukses di Irlandia dan Britania Raya. Westlife berhasil mencetak 13 single
nomor satu antara tahun 1999 dan 2005, antara lain: “Swear It Again” (1999), “Flying Without
Wings”, dengan BoA (dimuat di lagu tema film Pokémon 2000) (1999), “I Have a Dream” /
”Seasons In The Sun” (cover dari ABBA dan Terry Jacks) (1999), “Against All Odds (Take A
Look At Me Now)” (duet dengan Mariah Carey) (cover dari Phil Collins) (2000), “Uptown Girl”
(cover dari Billy Joel) (2001), “Unbreakable” (2002), “Mandy” (cover dari Barry Manilow)
(2003), “You Raise Me Up” (2005)
“Westlife” #2 Britania, #129 AS (1999); “Coast to Coast” #1 Britania (2000); “World
of Our Own” #1 Britania (2001); “Unbreakable” #1 Britania (2002); “Turnaround”
#1 Britania (2003); “Allow Us To Be Frank” #3 Britania (2004); “Face To Face” #1
Britania (2005); “The Love Album” #1 Britania (2006); “Back Home” #1 Britania
(2007); “Where We Are” (2009); “Gravity” (2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar